4 spesies burung diduga punah
4 spesies dan ras yang patut diduga kuat telah punah di alam di wilayah Pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
1. Celepuk_siau, Otus siaoensis Sinonim: (Otus manadensis siaoensis)
Hanya diketahui dari awetan yang dibuat tahun 1866. Burung endemik di Siau, Sulawesi Utara, sebuah pulau vulkanik kecil. Mungkin belum punah karena beberapa catatan deskripsi perjumpaan diketahui mirip dengan jenis ini. Meski demikian bukti yang lebih kuat diperlukan untuk menyatakan bahwa jenis ini belum punah.
2. Nuri_talaud (ras pulau Sangihe, Siau dan Ruang) (Eos histrio histrio)
Populasi terbesar yang masih tersisa dari jenis ini adalah ras Eos histrio talautensis yang masih bisa ditemukan di pulau Karakelang, kepulauan Talaud. Perburuan dan perdagangan membuka kemungkinan besar adanya burung-burung dari ras Eos histrio talautensis yang terlepas di luar daerah persebaran alaminya yaitu di kepulauan Talaud. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kawin silang atau hibrid sehingga ras Eos histrio histrio dan Eos histrio challengeri dapat menjadi punah.
3. Udang_merah_Sulawesi (ras kepulauan Sangihe dan Talaud), (Ceyx fallax sangirensis)
Ras kepulauan Sangihe ini telah mendekati kepunahan atau bahkan mungkin telah punah. Teramati terakhir tahun 1997, dan tidak pernah teramati kembali pada tahun-tahun sesudahnya sampai dengan saat ini. Sementara saudara satu spesiesnya Ceyx fallax fallax yang terdapat di Pulau sulawesi dan tepi pantai pulau Lambeh masih dapat dijumpai dengan relatif mudah.
4. Bubut_ayam (ras pulau timor), (Centropus phasianinus mui)
Ras yang hanya diketahui dari satu awetan yang dibuat tahun 1984 dan tidak pernah ditemukan kembali sesudah itu. Masih sangat misterius karena memiliki perbedaan nyata dengan lima ras yang lain, bahkan dimungkinkan sebagai jenis tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar